PERENCANAAN KARIR
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seseorang dikatakan
sukses apabila sudah mandiri serta dapat berguna bagi orang lain. Kesuksesan
tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu perencanaan serta usaha yang
sungguh-sungguh untuk mencapainya. Untuk itu, perlu perencanaan akan ke mana
setelah lulus SMA/SMK ?
Ada beberapa alternatif
pilihan setelah lulus dari SMA/SMK,
diantaranya yaitu:
a. Melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan tinggi
b. Mengikuti kursus atau
pelatihan
c. Memasuki dunia kerja
d. Memasuki kehidupan berkeluarga
1. Merencanakan Kelanjutan Studi
Dengan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kesempatan memperoleh pekerjaan yang
lebih baik akan semakin besar pula. Apalagi saat ini tidak bisa dipungkiri,
persaingan begitu ketat untuk mencapai pekerjaan. Disamping itu, didalam agama
dikatakan bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu sepanjang hayat, usaha
berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala yang besar,
kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya/hilangnya
keimanan).
Perguruan tinggi yang tepat bukan
berarti yang mahal dan terkenal, namun yang sesuai dengan minat, kemampuan
akademis, serta kondisi sosial ekonomi, disamping kredibilitas dari perguruan
tinggi yang bersangkutan. Dibawah ini akan dikemukakan berbagai informasi
mengenai perguruan tinggi. Simaklah informasi tersebut dengan baik, kemudian
kerjakan tugas sesuai dengan petunjuk.
2. Status dan Akreditasi
Perguruan Tinggi
Dilihat dari statusnya,
perguruan tinggi dibagi dua, yaitu: Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi
yang dikelola oleh pemerintah baik dibawah Departemen Pendidikan Nasional
maupun dibawah Departemen lain milik pemerintah. Perguruan tinggi swasta adalah
perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perseorangan atau kelompok
atau yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat subsidi dari
pemerintah dalam pengelolaan pelaksanaan pendidikan. Lain halnya dengan
perguruan tinggi swasta, pembiayaan pengelolaan pelaksanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya.
3. Jalur, Jenjang Pendidikan, dan
Bentuk Perguruan Tinggi
Ada dua jalur pendidikan
tinggi di Indonesia, yaitu jalur akademik dan jalur profesional, jalur akademik
(biasanya disebut jenjang Sarjana/S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu
pengetahuan serta pengembangannya. Setelah lulus dari jalur ini, mahasiswa
berhak memperoleh gelar dan terbuka kesempatan untuk terus melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi (pasca sarjana). Jalur pendidikan akademik
diselenggarakan oleh Universitas, Institut serta sekolah tinggi. Jalur
profesional (sering disebut jenjang diploma) menekankan pada penerapan keahlian
tertentu. mahasiswa diarahkan pada peningkatan kemampuan/keterampilan kerja
serta aplikasi ilmu dan teknologi. Secara umum perguruan tinggi di Indonesia di
bedakan menjadi 5 (lima) jenis, Yaitu: Universitas, Institut, Sekolah Tinggi,
Akademi dan Poleteknik. Masing-masing jenis memiliki Karateristik yang berbeda.
Universitas, Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana)
dan/atau profesional (diploma) dalam sejumlah ilmu pengetahuan tertentu.
Universitas memiliki program studi paling beragam, mulai dari ilmu eksakta
sampai sosial. Institut, menyelenggarakan program pendidikan akademik
(sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan
sejenis, misalnya, institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan
sebagainya. Sekolah Tinggi, Menyelenggarakan program pendidikan akademik
(sarjana) dan/ atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu
tertentu, misalnya, sekolah tinggi manajemen informatika komputer (STMIK),
Sekolah tinggi Akutansi (STAN), dan sebagainya. Akademi,
menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau
sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya Akademi Bahasa, Akademi
Sekretaris, Akademi Perawat, dan sebagainya. Politeknik, menyelenggarakan
program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetehuan
khusus, misalnya politeknik elektro, politeknik manufaktur, dan sebagainya.
4. Sistem penerimaan mahasiswa
Setiap perguruan tinggi
mempunyai cara tersendiri dalam menjaring mahasiswanya. Secara garis besar
sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri dilaksanakan
secara: non test (penelusuran bakat, minat, dan kemampuan) tes, (ujian saringan
masuk) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan, dan SPMB. Sistem
penerimaan mahasiswa baru secara non tes dilaksanakan melalui penulusuran
bakat, minat dan kemampuan dari calon mahasiswa. Biasanya perguruan tinggi akan
mengirimkan undangan (edaran) tentang penerimaan mahasiswa secara non tes
kepada sekolah menengah atas dengan persyaratan tertentu, antara lain : siswa
menduduki peringkat 1 (satu) sampai dengan 10 (tergantung dari perguruan tinggi
yang bersangkutan). Istilah yang dipergunakan oleh setiap perguruan tinggi
dalam penerimaan mahasiswa baru secara non tes berbeda-beda, seperti : PMDK
(penelusuran Minat Dan Kemampua) untuk UNJ (Universitas Negeri Jakarta), PPKB
(Program Pemerataan Kesempatan Belajar) untuk UI (Universitas Indonesia), PSSB
(Program Seleksdi Siswa Berpotensi) untuk Universitas Diponegoro, PBUD
(Penelusuran Bibit Unggul Daerah) untuk Universitas Gajahmada, dan sebagainya. Ujian
Tulis secara mandiri dilaksanakan oleh sebagian besar perguruan tinggi
negeri di Indonesia. Ujian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjariung
mahasiswa yang berpotensi secara akademik melalui tes tetapi tidak melalui
SPMB. SPMB (seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) merupakan seleksi ujian
masuk Perguruan Tinggi Negeri bersama yang diselenggarakan oleh Panitia Tetap
(Pantap) yang mendapat mt Paguyuban Tinggi Negeri di Indonesia. SPMB
diselenggarakan di kota tempat perguruan Tinggi Negeri anggota berada dan di
kota-kota lain yang dianggap strategis. Seleksi ujian diselenggarakan pada saat
yang bersamaan dan menggunakan soal yang sama.
5. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi
Kedinasan adalah perguruan tinggi di bawah departemen lain selain Departemen Pendidikan
Nasional. Umumnya lulusan perguruan tinggi kedinasan langsung terikat dengan
departemen bersangkutan , sehingga banyak yang bisa langsung mendapat pekerjaan
tanpa harus tes lagi. Keunggulan dari Perguruan Tinggi Kedinasan Adalah: biaya
murah bahkan ada yang gratis, mendapat uang saku, adanya kepastian kerja
(prospek cerah) serta fasilitas lengkap. Untuk dapat diterima di perguruan
tinggi kedinasan dituntut syarat-syarat tertentu, yang terkadang dirasa berat
oleh sebagian kalangan siswa. Namun sebenarnya, setiap manusia memiliki energi
yang tidak terbatas untuk membangun dirinya. Manusia dapat melakukan apa saja
yang diinginkannya. Apabila memiliki obsesi untuk sukses jalan akan terbentang
menuju tujuan, asal memiliki program dan melaksanakannya, tetap membangun
kepercayaan diri, serta lupa mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa.
6. Hal Penting Untuk Ketahui
Pertimbangan
mendasar yang harus diperhatikan untuk studi lanjut adalah
1. Fokus keinginan primer, yaitu
pertimbangan cita-cita primer pasca lulus seperti : apakah kebutuhan ekonomis,
hasrat belajar dalam bidang sains murni, atau menjadi budayawan, politikus,
pengacara, pengusaha, dan lain-lain.
2. Fokus bakat, apakah teknik, social-humaniora,
kedokteran, bisnis, argrobisnis, dan lain-lain
3. Fokus Penjurusan Bidang Studi,
Penentuan jurusan/bidang studi harus diprioritaskan terlebih dahulu sebelum
menentukan Perguruan Tinggi yang dipilih. Jurusan /program studi terkait dengan
kesuksesan studi dan cita-cita serta bakat yang dimiliki sedangkan perguruan
tinggi cenderung berkaitan dengan pilihan tempat dan kemampuan
finansial/keuangan.
4. Fokus kemampuan, Baik
kemampuan akademik maupun non akademik, termasuk didalamnya daya dukung ekonomi
keluarga sekalipun. Misalnya, fakultas kedokteran memang jurusan yang
menjanjikan, tapi ingat masa studi rata-ratanya mencapai 6-7 tahun dan biaya
praktikum relatif lebih mahal. Jika daya dukung ekonomi orang tua pas-pasan,
tentu akan mendapat banyak masalah, lain cerita jika orang tua mampu untuk membiayainya.
7. Mengikuti kursus / Pelatihan
Kursus adalah Satuan
pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga
belajar, misalnya : kursus komputer, kursus menjahit (PP No.73 thn 1991)
Pelatihan Kerja adalah
Keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta
mengembangkan keterampilan atau keahlian, produktivitas, disiplin, sikap dan
etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
jenjang dan klasifikasi jabatan atau pekerjaan baik di sektor formal maupun
sektor non formal (Kep.30/Men/99)
v
Pendidikan/Kursus
dan Pelatihan
Pada dasar antara
pendidikan dan pelatihan memiliki substansi yang sama yaitu proses transformasi
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi dengan suatu cara/metode
tertentu dan ditempat tertentu. Kalau pendidikan formal adanya di Sekolah atau
Perguruan Tinggi sedangkan Pelatihan adanya di tempat Kursus atau Diklat -
diklat di Lembaga yang telah memiliki legalitas. Pendidikan dengan pelatihan
merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan
sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan,
dan pengembangan tenaga manusia.Tujuan yang baik dalam sebuah training adalah
memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu (doing something), bukan
memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knowing something).