Minggu, 05 Mei 2013

yukkKK,,.Kenali masa depan anda sendiri....


PERENCANAAN KARIR
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seseorang dikatakan sukses apabila sudah mandiri serta dapat berguna bagi orang lain. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu perencanaan serta usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya. Untuk itu, perlu perencanaan akan ke mana setelah lulus SMA/SMK ?
Ada beberapa alternatif pilihan  setelah lulus dari SMA/SMK, diantaranya yaitu:
a. Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi
b. Mengikuti kursus atau pelatihan
c. Memasuki dunia kerja
d. Memasuki kehidupan berkeluarga

1. Merencanakan Kelanjutan Studi
Dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kesempatan memperoleh pekerjaan yang lebih baik akan semakin besar pula. Apalagi saat ini tidak bisa dipungkiri, persaingan begitu ketat untuk mencapai pekerjaan. Disamping itu, didalam agama dikatakan bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu sepanjang hayat, usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala yang besar, kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya/hilangnya keimanan).
Perguruan tinggi yang tepat bukan berarti yang mahal dan terkenal, namun yang sesuai dengan minat, kemampuan akademis, serta kondisi sosial ekonomi, disamping kredibilitas dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Dibawah ini akan dikemukakan berbagai informasi mengenai perguruan tinggi. Simaklah informasi tersebut dengan baik, kemudian kerjakan tugas sesuai dengan petunjuk.
2. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi
Dilihat dari statusnya, perguruan tinggi dibagi dua, yaitu: Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah baik dibawah Departemen Pendidikan Nasional maupun dibawah Departemen lain milik pemerintah. Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perseorangan atau kelompok atau yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan pelaksanaan pendidikan. Lain halnya dengan perguruan tinggi swasta, pembiayaan pengelolaan pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya.
3. Jalur, Jenjang Pendidikan, dan Bentuk Perguruan Tinggi
Ada dua jalur pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu jalur akademik dan jalur profesional, jalur akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana/S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya. Setelah lulus dari jalur ini, mahasiswa berhak memperoleh gelar dan terbuka kesempatan untuk terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (pasca sarjana). Jalur pendidikan akademik diselenggarakan oleh Universitas, Institut serta sekolah tinggi. Jalur profesional (sering disebut jenjang diploma) menekankan pada penerapan keahlian tertentu. mahasiswa diarahkan pada peningkatan kemampuan/keterampilan kerja serta aplikasi ilmu dan teknologi. Secara umum perguruan tinggi di Indonesia di bedakan menjadi 5 (lima) jenis, Yaitu: Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Poleteknik. Masing-masing jenis memiliki Karateristik yang berbeda. Universitas, Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam sejumlah ilmu pengetahuan tertentu. Universitas memiliki program studi paling beragam, mulai dari ilmu eksakta sampai sosial. Institut, menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis, misalnya, institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan sebagainya. Sekolah Tinggi, Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/ atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu, misalnya, sekolah tinggi manajemen informatika komputer (STMIK), Sekolah tinggi Akutansi (STAN), dan sebagainya. Akademi, menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya Akademi Bahasa, Akademi Sekretaris, Akademi Perawat, dan sebagainya. Politeknik, menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetehuan khusus, misalnya politeknik elektro, politeknik manufaktur, dan sebagainya.
4. Sistem penerimaan mahasiswa
Setiap perguruan tinggi mempunyai cara tersendiri dalam menjaring mahasiswanya. Secara garis besar sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri dilaksanakan secara: non test (penelusuran bakat, minat, dan kemampuan) tes, (ujian saringan masuk) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan, dan SPMB. Sistem penerimaan mahasiswa baru secara non tes dilaksanakan melalui penulusuran bakat, minat dan kemampuan dari calon mahasiswa. Biasanya perguruan tinggi akan mengirimkan undangan (edaran) tentang penerimaan mahasiswa secara non tes kepada sekolah menengah atas dengan persyaratan tertentu, antara lain : siswa menduduki peringkat 1 (satu) sampai dengan 10 (tergantung dari perguruan tinggi yang bersangkutan). Istilah yang dipergunakan oleh setiap perguruan tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru secara non tes berbeda-beda, seperti : PMDK (penelusuran Minat Dan Kemampua) untuk UNJ (Universitas Negeri Jakarta), PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) untuk UI (Universitas Indonesia), PSSB (Program Seleksdi Siswa Berpotensi) untuk Universitas Diponegoro, PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) untuk Universitas Gajahmada, dan sebagainya. Ujian Tulis secara mandiri dilaksanakan oleh sebagian besar perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ujian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjariung mahasiswa yang berpotensi secara akademik melalui tes tetapi tidak melalui SPMB. SPMB (seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) merupakan seleksi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri bersama yang diselenggarakan oleh Panitia Tetap (Pantap) yang mendapat mt Paguyuban Tinggi Negeri di Indonesia. SPMB diselenggarakan di kota tempat perguruan Tinggi Negeri anggota berada dan di kota-kota lain yang dianggap strategis. Seleksi ujian diselenggarakan pada saat yang bersamaan dan menggunakan soal yang sama.
5. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi Kedinasan adalah perguruan tinggi di bawah departemen lain selain Departemen Pendidikan Nasional. Umumnya lulusan perguruan tinggi kedinasan langsung terikat dengan departemen bersangkutan , sehingga banyak yang bisa langsung mendapat pekerjaan tanpa harus tes lagi. Keunggulan dari Perguruan Tinggi Kedinasan Adalah: biaya murah bahkan ada yang gratis, mendapat uang saku, adanya kepastian kerja (prospek cerah) serta fasilitas lengkap. Untuk dapat diterima di perguruan tinggi kedinasan dituntut syarat-syarat tertentu, yang terkadang dirasa berat oleh sebagian kalangan siswa. Namun sebenarnya, setiap manusia memiliki energi yang tidak terbatas untuk membangun dirinya. Manusia dapat melakukan apa saja yang diinginkannya. Apabila memiliki obsesi untuk sukses jalan akan terbentang menuju tujuan, asal memiliki program dan melaksanakannya, tetap membangun kepercayaan diri, serta lupa mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa.
6. Hal Penting Untuk  Ketahui
Pertimbangan mendasar yang harus diperhatikan untuk studi lanjut adalah
1. Fokus keinginan primer, yaitu pertimbangan cita-cita primer pasca lulus seperti : apakah kebutuhan ekonomis, hasrat belajar dalam bidang sains murni, atau menjadi budayawan, politikus, pengacara, pengusaha, dan lain-lain.
2. Fokus bakat, apakah teknik, social-humaniora, kedokteran, bisnis, argrobisnis, dan lain-lain
3. Fokus Penjurusan Bidang Studi, Penentuan jurusan/bidang studi harus diprioritaskan terlebih dahulu sebelum menentukan Perguruan Tinggi yang dipilih. Jurusan /program studi terkait dengan kesuksesan studi dan cita-cita serta bakat yang dimiliki sedangkan perguruan tinggi cenderung berkaitan dengan pilihan tempat dan kemampuan finansial/keuangan.
4. Fokus kemampuan, Baik kemampuan akademik maupun non akademik, termasuk didalamnya daya dukung ekonomi keluarga sekalipun. Misalnya, fakultas kedokteran memang jurusan yang menjanjikan, tapi ingat masa studi rata-ratanya mencapai 6-7 tahun dan biaya praktikum relatif lebih mahal. Jika daya dukung ekonomi orang tua pas-pasan, tentu akan mendapat banyak masalah, lain cerita jika orang tua  mampu untuk membiayainya.
7. Mengikuti kursus / Pelatihan
Kursus adalah Satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga belajar, misalnya : kursus komputer, kursus menjahit (PP No.73 thn 1991)
Pelatihan Kerja adalah Keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan keterampilan atau keahlian, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan klasifikasi jabatan atau pekerjaan baik di sektor formal maupun sektor non formal (Kep.30/Men/99)
v  Pendidikan/Kursus dan Pelatihan
Pada dasar antara pendidikan dan pelatihan memiliki substansi yang sama yaitu proses transformasi untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi dengan suatu cara/metode tertentu dan ditempat tertentu. Kalau pendidikan formal adanya di Sekolah atau Perguruan Tinggi sedangkan Pelatihan adanya di tempat Kursus atau Diklat - diklat di Lembaga yang telah memiliki legalitas. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga manusia.Tujuan yang baik dalam sebuah training adalah memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu (doing something), bukan memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knowing something).

No....!!!! Malas,,,,..,.


BAGAIMANA MENGHILANGKAN KEMALASAN
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

A. BENTUK & SIFAT
Kemalasan ini termasuk kata yang paling tua dipakai manusia. Kita akrab dengan kata ini dari kecil sampai tua. Nah, kalau melihat praktek hidup dan teori-teori yang ada, bentuk dan sifat kemalasan itu bisa dijelaskan seperti di bawah ini:
1.      Kemalasan yang dipicu oleh perubahan faktor eksternal.
Meminjam istilah yang dipakai Philip G. Zimbardo, Scott, Foresman (1979) dalam bukunya Psychology & Life, ini bisa disebut kemalasan yang bentuknya "state" (keadaan). Seorang pengusaha akan mendadak malas berusaha ketika uang hasil usahanya selama raib ditipu orang. Seorang pelajar / mahasiswa akan mendadak malas ketika dosen / guru kesayangannya tidak lagi diberi tugas mengajar materi kesayangan. Banyak orang yang tiba-tiba malas saat isi dompetnya kosong. Umumnya, kemalasan yang bentuknya "state" ini bersifat sementara (temporer).
2.      Kemalasan yang timbul akibat irama mood.
 Mood adalah perubahan intensitas perasaan. Ada yang menyebutnya juga dengan istilah siklus kehidupan (life cycle). Kemalasan semacam ini umum dialami oleh hampir semua manusia. Orang yang paling giat pun terkadang menghadapi saat-saat yang membuatnya merasa malas.
3.      Kemalasan yang memang itu kita sendiri yang menciptakan.
Kemalasan semacam ini bisa disebut "trait", bawaan. Bawaan di sini maksudnya kita yang menciptakan, kita yang memilih, kita sendiri yang menjadi penyebabnya. Kemalasan seperti ini sifatnya permanen, atau abadi. Selama kita tidak mengubahnya, selama itu pula kemalasan itu bertengger di dalam diri kita.
B. APA YANG MEMBUAT KEMALASAN ITU ABADI ?
1. Tidak memiliki sasaran hidup yang jelas.
Sasaran ini bisa berbentuk : apa yang ingin kita lakukan, apa yang ingin kita raih, apa yang ingin kita miliki. Sasaran ini ada yang bersifat jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
1.    Filsafat hidup yang negatif.
Ini misalnya saja: "Daripada sudah bekerja keras tetapi tidak kaya-kaya, mendingan kerja asal-asalan aja", "Ngapain sekolah rajin, toh sudah banyak sarjana yang nganggur", "Boro-boro cari rizki yang halal, yang haram aja susahnya minta ampun", dan lain-lain dan seterusnya.
2.    Terlalu banyak dan terlalu lama membiarkan pikiran atau perasaan negatif.
misalnya: saya tidak mampu, saya tidak bisa, saya selalu minder, saya ragu-ragu, saya malas-malasan, saya tidak bahagia dengan diri saya, dan seterusnya.
3.    Tidak mau memilih yang positif.
Untuk orang dewasa ,ini adalah kunci. Gagal bercinta, gagal usaha, gagal berkarir, dan lain-lain, memang itu semua bisa memicu kemalasan. Tetapi, seperti yang sudah kita singgung, kemasalan di situ sifatnya hanya sementara. Yang kerap membuatnya abadi adalah penolakan untuk segera bangkit. Jika kita menolak membangkitkan-diri, semua kemalasan sifatnya abadi. Jika kita tetap memilih menjadi pemalas, maka tidak ada kekuatan apapun yang bisa membuat kita menjadi tidak malas. Kalau kita sadar tanggung jawab kita sebagai pelajar / mahasiswa, rasanya tidak mungkin kita bisa menjadi pelajar yang malas. Kalau kita sadar tanggung jawab kita sebagai karyawan, rasanya tidak mungkin kita bisa menjadi karyawan yang malas. Dan seterusnya dan seterusnya. Kesadaran inilah yang memunculkan motivasi dan komitmen intrinsik (inisiatif dan tekad dari dalam).
4.    Kurang belajar menggunakan ledakan emosi.
Marah, tidak puas, malu, takut, ingin dipuji, dan seterusnya itu adalah termasuk bentuk ledakan emosi. Ini bisa kita gunakan untuk mengusir kemalasan dan bisa pula kita gunakan untuk menambah kemalasan. Takut akan dimarahi orangtua kalau nilai kita jeblok dapat kita gunakan untuk memacu diri dalam belajar. Malu dikatakan orang pengangguran bisa kita gunakan untuk memperbanyak aktivitas. Tidak puas atas nasib kita pada hari ini dapat kita gunakan untuk mendorong perubahan.
C. Membangun Pondasi Personal
Kenapa kita perlu membangun pondasi personal???? Seperti yang sudah kita singgung, penyebab dan pemicu kemalasan itu kalau dicari banyak (tak terhitung). Apalagi jika yang kita cari itu adalah sebab eksternal di luar diri kita. Meski demikian, yang akan menjadi kunci utama di sini adalah tetap diri kita. Inilah alasan kenapa kita perlu membangun pondasi itu. pondasi personal adalah seperangkat dasar-dasar hidup yang kita gunakan sebagai alasan dalam melangkah. Dengan pondasi yang kuat ini diharapkan hidup kita tidak mudah goyah atau ambruk oleh hal-hal yang tidak kita inginkan. Apa yang diperlukan untuk membangun pondasi personal ini?
1. Menjaga stabilitas. Agar stabilitasnya terjaga, maka harus digerakkan, dijalankan atau dinaiki. Bagaimana menstabilkan hidup? Membangun sasaran dan program.
2. Perlu melakukan alignment. Pengertian dasarnya adalah upaya untuk meluruskan langkah agar tidak keluar dari track, rel, sasaran, target, tujuan, visi, misi dan seterusnya.
3. Perlu memiliki personal-urgency. Urgency di sini desakan ke dalam atau semacam deadline yang kita buat sendiri untuk diri kita (personal-impose).
4. Perlu pembelajaran yang terus menerus (continuous learning). Pembelajaran itu artinya memperbaiki diri dari apa yang kita lakukan.
5. Membuka diri terhadap berbagai pencerahan atau sesuatu yang bisa meng-inspirasi, memotivasi, membersihkan kotoran batin dan menghidupkan pikiran. misalnya saja: membaca buku atau artikel, mendengarkan ceramah atau cerita orang, melihat kejadian, berwisata yang mendidik, dan lain-lain.

Hidup yang sebenarnya atau cuma hidup - hidupan


MAKNA DAN TUJUAN HIDUP
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
          Apakah benar manusia di dunia ini mempunyai makna dan tujuan hidup? Ataukah sesungguhnya hidup ini terjadi secara kebetulan belaka tanpa makna apapun dan tanpa tujuan sama sekali?
Semua manusia tanpa terkecuali, pasti akan mati. Bila demikian, lalu apa sebenarnya yang akan dituju oleh manusia di alam dunia ini? Apakah manusia hidup semata-mata hanya untuk bekerja, berumahtangga, bersenang-senang dengan harta yang dimilikinya? Atau berkeluh kesah dengan kemiskinannya, kemudian ia lalu mati tidak berdaya?
Apakah setelah mati manusia ia akan hilang menguap seperti halnya api obor yang padam? Atau apakah manusia yang dilahirkan dalam ketiadaan itu akan mati dalam ketiadaan pula?
Bila ya, apakah berarti hidup manusia di dunia ini sia-sia belaka? Tentulah tidak demikian. Allah telah berfirman: “bahwa manusia akan terus ada dan tidak akan pernah menghilang atau menguap. Manusia akan menjalani hidup abadi di akhirat kelak”.
Dengan demikian, jelaslah bawah sesungguhnya yang dituju oleh semua manusia adalah akhirat. Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, semua manusia pasti akan menuju kesana.
          Firman Allah berikut ini menjelaskan lebih jelas tentang tujuan hidup :
1. Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia dan bahwa sesungguhnya kalian tidak akan kembali kepada Kami?
2.Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban?
3. Sesungguhnya hari kiamat akan datang, dan Aku merahasiakan waktunya agar tiap-tiap diri dibalas dengan apa yang diusahakannya
4. Bahwa kehidupan dunia ini merupakan senda gurau dan main-main, dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan
5. Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih

          Dari keterangan singkat yang diuraikan di atas, bila direnungkan baik-baik, makna yang tersirat sangatlah dalam. Pahamilah hal tersebut baik-baik, karena hal itu merupakan fundamen yang paling mendasar untuk dapat menemukan atau mengartikan kebenaran hidup yang hakiki.
          Masa remaja, dipng sebagai periode yang sangat penting dalam kehidupan beragama, karena pada masa remaja merupakan saat “penyran”, artinya saat dimana keimanan yang tadinya bersifat pinjaman kini menjadi miliknya sendiri. Dalam beberapa kelompk keagamaan terdapat anggapan, bahwa masa remaja adalah suatu masa dimana seseorang telah matang untuk bertobat atau hidup siap untuk memasukkan dirinya ke dalam agama dengan lebih pasti, dibandingkan dengan masa kanak-kanak.
Di sisi lain, masa remaja dipng sebagai periode yang sangat labil seiring dengan perkembangan logika yang mulai kritis dan mulai mencari identitas diri. Oleh karena itu jika seorang remaja pada periode ini kurang bimbingan dalam masalah agama, dia akan mudah goyah, ragu-ragu dalam keimanannya bahkan mungkin dapat beralih keyakinan atau beralih agama.
Nah, sekarang bagaimana dengan Anda? Seberapa jauh memahami makna kehidupan? Bagaimana  menyikapi masalah hidup dalam kehidupan ini?
1. Membiasakan Berlaku Jujur
          Di jaman yang penuh persaingan ini, kejujuran hanyalah dianggap simbol belaka. Orang tak lagi percaya kejujuran membawa mujur, bahkan ada pepatah (sesat) yang mengatakan jujur berarti hancur.
Sudahkah An membaca koran hari ini? Atau melihat berita di TV? Banyak berita tentang tertangkapnya para koruptor dan para pelaku kejahatan lainnya. Jika dulu penjara dipenuhi oleh tokoh politik yang sedang memperjuangkan negeri ini, maka kini penjara penuh dengan para pengkhianat negeri ini. Semua itu karena salah mengartikan makna kejujuran.
Benarkah jujur membawa mujur? Ataukah sebaliknya? Ikutlah urutan berikut ini dengan seksama.
a. Kejujuran sebagai nilai luhur
          Jujur berarti mengemukakan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jujur sangat berdekatan dengan benar, dan sebaliknya bertentangan dengan bohong atau munafik. Orang yang berlaku jujur sudah dipastikan bahwa dia merasa benar, karena benar itu adalah sesuatu yang sesuai dengan kejadian dan keyakinan. Orang yang berkata sesuatu yang sesuai dengan kejadian dan keyakinan. Orang yang berkata dan bertindak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya baik kejadian, keyakinan atau kepercayaan, maka akan terlepas dari beban batin. Fakta inilah yang mendorong orang untuk menyakini bahwa kejujuran adalah nilai luhur yang pantas untuk dijunjung tinggi walaupun tidak semura orang mampu melaksanakannya.
           Allah Yang Maha Kuasa tidak semua tanggung-tanggung memberi nilai pada kejujuran dengan firman-Nya : “Wahai orang yang beriman, taqwalah kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang yang jujur” (Q.S. At-Taubah 119). Jadi, orang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan aman berada di lingkungan orang-orang yang jujur.
b. Membiasakan menjunjung tinggi nilai kejujuran
1. Sikap jujur adalah perilaku yang tidak suka berbohong dan tidak suka berbuat curang,  berkata apa adanya sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : berkata sesuatu dengan tidak menambah atau mengurangi apa yang kita dengar, dan apa yang kita lihat.
2. Sikap jujur harus senantiasa kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni dalam berkata, bekerja dan bertingkah laku. Contoh :
- Tidak menyontek waktu ulangan
- Berkata jujur ketika membela teman
- Mengembalikan barang yang bukan milik kita kepada pemiliknya, dsb
     3. Manfaat kita berbuat jujur antara lain adalah :
a. Akan dipercaya orang, orang akan mudah percaya kepada kita jika kita selalu jujur tetapi    jika kita suka berbohong maka orang akan sulit mempercayai kita.
b.  Disenangi banyak teman. Siapa orangnya yang tidak suka sama sama orang yang jujur dan suka membela kebenaran
c. Memperkokoh persaudaraan antar teman. Karena orang yang jujur tidak akan mengkhianati temannya sendiri
      4. Untuk mewujudkan kejujuran diperlukan sikap-sikap sebagai berikut :
a. Tepat janji : artinya selalu menepati janji, bertanggungjawab terhadap apa yang telah      diucapkan dan disepakati.
b. Amanah : artinya dapat dipercaya dan selalu mewujudkan apa yang telah disepakati bersama.
c. Bijaksana : artinya selalu mengedepankan pemikiran yang matang dan tidak ingin merugikan siapapun.
d. Lugas : artinya sikap dan perilaku yang selalu menunjukkan sesuatu apa adanya dan tidak dibuat-buat.
e. Sabar : artinya sikap yang tenang dalam menghadapi dan menerima apa pun.
f. Rajin : artinya suka bekerja keras atau belajar giat dan berusaha keras melakukan kegiatan sampai tercapai tujuan.
g. Ulet : artinya tidak mudah putus asa atau tidak mudah menyerah terhadap berbagai hambatan dan rintangan yang dihadapi
h. Kehati-hatian : artinya bersikap hati-hati, cermat dan teliti
i.  Berpikir jauh ke depan : artinya selalu berpikir untuk jangka panjang dan hari esok yang lebih baik.
c. Kejujuran dalam bohong
Ada pepatah Inggris yang berbunyi “Tell a lie find the truth” (ucapkan satu bohong untuk memancing sesuatu kebenaran). Pepatah ini menunjukkan bahwa kebenaran tetap di atas segalanya. Dalam keadaan tertentu atas pertimbangan akal budi yang sehat, demi mencapai kebenaran diperbolehkan untuk menggunakan kebohongan.
Dalam ajaran Islam juga tidak ada bedanya, dikenal dengan istilah ruhshah (keringanan yang diberikan Tuhan) yaitu: barang yang dihukumkan haram, karena untuk membela sesuatu yang lebih mulia (umpamanya jiwa manusia) bisa berubah jadi halal. Tetapi materi barang itu tetap haram. Bohong semacam ini oleh orang Inggris disebut white lies (bohong putih).
Nabi memberi contoh penggunaan bohong semacam ini untuk mendamaikan orang yang bertengkar. Pada yang satu dikatakan, lawannya telah menyesal dan mohon maaf, pada yang
lain (musuhnya) juga dikatakan demikian padahal sebenarnya tidak. Nilai yang dibela dalam hal ini adalah silaturahmi. Silaturahmi atau ingin damai dengan orang lain adalah suatu kejujuran yang lebih mulia dibanding dengan pertengkaran atau permusuhan.